![]() |
Data
Buku
Judul: Aib
dan Nasib: Sebuah Novel
Pengarang: Minanto
Penerbit: Tangerang Selatan, Marjin Kiri
Cetakan: I, Juli 2020
Ukuran: 14 × 20,3 cm
Tebal: vi + 263 hlm.
ISBN: 978-602-0788-00-5
“YANG
aku takutkan selama ini baru saja terjadi,” ujar Nurumubin kepada Marlina. “Karena
kau tidak pernah makan bangku sekolah dan tidak pernah berpikir panjang,” lanjutnya.
Marlina, anak lelaki pertamanya, bergeming. (hlm. 220)
Bagi Nurumubin, makan bangku sekolah itu penting. Melaluinya, orang dapat mentas dari kemiskinan. Sugih. Tak hanya bisa makan empat sehat lima sempurna, harkat keluarganya pun terangkat.
Di novel, pembaca dapat menemu banyak orang tinggal di desa. Di antaranya, lima remaja yang dikisahkan bersekolah di tempat yang sama. Termasuk Pang Randu dan Godong Gunda. Mereka adik Marlina. Di sekolah, mereka belajar mengutak-atik mesin.
Ajaib. Desa dibayangkan masih areal persawahan dan perkebunan. Desa belum dikuasai pabrik, mesin, dan polusi. Namun, mereka berjurusan mesin. Sekolah itu memberikan pilihan. Pabrik segera didatangkan ke desa atau pemuda desa seperti mereka dikirimkan ke pabrik-pabrik di luar desa. Menjadi buruh.